As-samaa' bagian ketiga/terakhir dari Surat Al-Mulk

Demikianlah sampai Zaman Ptolomeous, (1140-1101) sebelum Masehi, manusia memandang alam semesta ini sebagai sebuah bola yang  sangat sangat besar dengan bumi sebagai pusatnya. Menurut Ptolomeous seluruh alam semesta ini berputar mengelilingi bumi. Bintang-bintang terletak  dikulit bola langit sedangkan bulan, matahari dan kelima bintang sayarah itu bergerak didalam ruang alam semesta itu antara kulit bola langit dan bumi. Susunan alam semesta seperti disebut Geocentris (bumi sebagai pusat alam). Anggapan atau teori Geocentris ini berlaku sampai abad ke-16 sesudah Masehi (gambar 7).
Pengetahuan manusia makin lama makin tinggi dan makin luas. Ilmu Falak atau Astronomi berkembang dengan bantuan Ilmu Pasti, terutama Ilmu Ukur dan Aljabar dengan segala cabang-cabangnya. Garis-garis peredaran Matahari dan Planet-planet serta bintang-bintang dapat diukur dan dipelajari dengan lebih teliti. Tetapi ternyata kemudian teori Geosentris dari Ptolomeous itu menjadi bertambah rumit. Garis-garis peredaraan planet-planet mengelilingi bumi sesudah diukur dan digambar jadi berbelit-belit.

 Planet Venus dan Jupiter berbelit sedemikian rupa sehingga tampaknya mereka seperti tidak mengelilingi Bumi. Demikian pula planet-planet lainnya, semuanya seperti menjalani garis-garis edar yang berbelit dan sukar dipelajari. Begitu pula banyak lagi hal-hal yang tidak bisa diterangkan. Teori Geosentris itu makin lama makin sukar diikuti.
Akhirnya pada abad ke-16, pemikir Astronomi yang handal bernama Copernicus menemukan teori baru yang bisa menerangkan semua kesulitan-kesulitan yang tidak bisa diterangkan dengan teori Geosentris itu. Copernicus mengatakan bahwa sebenarnya bukan Bumi yang menjadi pusat alam tetapi Matahari. Jadi bukan matahari yang mengelilingi bumi tetapi justru bumi dan kelima buah planet (bintang sayarah) itulah yang beredar mengelilingi Matahari. Teori Copernicus ini dinamakan Teori Heleocentris artinya Matahari adalah Pusat Alam. Pada mulanya teori ini ditentang keras oleh gereja dan Copernicus sendiri dikejar-kejar hendak dibunuh. Tetapi beberapa puluh tahun kemudian teori ini mulai diterima orang karena telah diuji dengan perhitungan-perhitungan yang lebih teliti dan tinggi ternyata adalah Benar. Dengan teori ini dapatlah diketahui dan digambarkan garis-garis edar planet-planet dan bulan dengan tepat serta Ilmu Falak tidak bertambah rumit tapi bertambah mudah dan terang (gambar 8).
Matahari dengan planet-planetnya itu disebut Keluarga “Tata Surya” atau Keluarga “Sistem Matahari”, dimana bumi merupakan salah satu daripada planet-planet tersebut, yaitu planet ketiga.

Sedangkan bulan adalah pengikut atau disebut Satelit daripada planet Bumi yang mengelilinginya, dengan satu kali edar/keliling itu membutuhkan waktu 1 bulan (tepatnya 28 hari). Ternyata kemudian sesudah manusia berhasil membuat teropong-teropong Bintang (Teleskop), maka kelihatanlah bahwa bukan hanya bumi saja yang mempunyai bulan (satelit), tetapi juga Planet-planet lainnya itupun mempunyai satelit-satelit (bulan) sendiri. Malah planet-planet itu mempunyai lebih dari satu Satelit/bulan. Pada abad ke-19 ditetapkan nama planet-planet dan nama satelit yang mengelilingi planet tersebut, sbb :
Planet-planet yang dimulai terdekat dari Matahari (Pusat Alam):
1. Planet Merkurius (Mercury) tidak mempunyai Satelit (Non Satelite). dengan ukuran diameter : 4.879 Km.
2. Planet Venus (Venus) tidak mempunyai Satelit (Non Satelite). dengan ukuran diameter : 12.104 Km.
3. Planet Bumi (Earth) ukuran diameter: 12.756 Km, dan mempunyai satu Satelit yaitu Bulan (Moon) diameter: 3.476 Km.
4. Planet Mars (Mars) ukuran diameter: 6.792 Km, dan mempunyai dua Satelit yaitu:
* Phobos uk.diameter: 27 Km
* Deimos uk.diameter: 15 Km
5. Planet Jupiter (Jupiter) ukuran diameter: 142.984 Km, dan mempunyai 4 Satelit yang sebenarnya sebanyak 12 buah (8 satelit kecil),:
* IO uk.diameter: 3.643 Km
* Europa uk.diameter: 3.122 Km
* Ganymede uk.diameter: 5.262 Km
* Callisto uk.diameter: 4.821 Km
6. Planet Saturnus (Saturn) ukuran diameter: 120.536 Km, dan mempunyai 8 Satelit, yaitu:
* Mimas uk.diameter: 405 Km
* Enceladus uk.diameter: 508 Km
* Tethys uk.diameter: 1.066 Km
* Dione uk.diameter: 1.124 Km
* Rhea uk.diameter: 1.528 Km
* Titan uk.diameter: 5.150 Km
* Hyperion uk.diameter: 236 Km
* IApetus uk.diameter: 1.492 Km
7. Planet Uranus (Uranus) ukuran diameter: 51.118 Km, dan mempunyai 6 Satelit, yaitu:
* Puck uk.diameter: 162 Km
* Miranda uk.diameter: 474 Km
* Ariel uk.diameter: 1.159 Km
* Umbriel uk.diameter: 1.169 Km
* Titania uk.diameter: 1.578 Km
* Oberon uk.diameter: 1.523 Km
8. Planet Neptunus (Neptune) ukuran diameter: 49.528 Km, dan mempunyai 2 Satelit, yaitu:
* Proteus uk.diameter: 428 Km
* Triton uk.diameter: 2.707 Km
Dan juga ada Planet-planet Kerdil/Katai (Dwarf Planets), adapun yang disebut dengan Planet Kerdil/Katai itu disebabkan massa atau uk.diameter nya dibawah uk.diameter satelit kita yaitu Bulan (Moon),  diketahui ada 5 planet kerdil diSistem Matahari kita ini, sbb:
1. Planet Kerdil Ceres dimana garis edarnya diantara Planet Mars dengan Planet Jupiter, uk.diameter: 974 Km
2. Planet Kerdil Pluto dimana garis edarnya jauh dari Planet Neptunus (Neptune), uk.diameter: 2.374 Km.
3. Planet Kerdil Haumea, planet yang berbentuk Pipih/Oval, dengan uk,diameter: 1.739 Km.
4. Planet Kerdil Makemake, dengan uk.diameter: 1.430 Km.
5. Planet Kerdil Eris, dengan uk.diameter: 2.326 Km.

Begitulah kemudian tahun demi tahun ilmu Astronomi berkembang dengan pesat. Teropong-teropong besar dibuat di mana-mana, penyelidikan-penyelidikan ruang angkasa makin lama makin mendalam. Dengan Teleskop yang besar kemudian diketahui bahwa bintang-bintang itu luar biasa banyaknya. Jumlah bintang yang tampak dengan Teleskop jauh lebih banyak daripada yang tampak dengan mata biasa. Kalau dengan mata biasa kita kira-kira 2-3 ribu, maka didalam Teleskop jumlahnya berjuta-juta bintang. Dibelakang bintang-bintang yang tampak dengan mata, yang dulu dikira melekat pada kulit langit, ternyata sekarang penuh dan sesak dengan berjuta-juta bintang lainnya. Kenyataan ini membuat orang merubah anggapan lama bahwa “Bintang-bintang itu melekat pada kulit langit.” Manusia kemudian mengerti bahwa apa yang disebut “Kulit Langit” itu sebenarnya tidak ada. Bintang-bintang itu berserakkan dari jarak yang relatif “dekat”, yaitu dari yang bisa tampak dengan mata biasa, sampai terus sejauh-jauhnya yang hanya bisa kelihatan dengan Teleskop.
Jarak bintang-bintang itu kemudian bisa diukur satu demi satu, hingga dengan demikian dapatlah dibuat sebuah peta langit atau peta alam semesta yang agak tepat.
Selain itu ternyata pula bahwa sebagian besar dari pada bintang-bintang itu mempunyai pula Planet-planet yang mengelilinginya, dimana setiap planet itu mempunyai pula satelit-satelit atau bulan yang mengelilinginya. Hingga setiap bintang itu merupakan “Keluarga Tata Surya” atau sistem matahari-matahari seperti Matahari kita.
Demikianlah akhirnya manusia mengetahui bahwa bintang-bintang dilangit yang berkedip-kedip itu sesungguhnya adalah Matahari-matahari seperti Matahari kita ini juga. Sebaliknya “matahari kita inipun sesungguhnya adalah Bintang” juga. Matahari adalah salah satu daripada jutaan bintang yang ada dilangit. Matahari adalah Bintang yang terdekat dengan kita, sedangkan bintang-bintang dilangit itu adalah matahari-matahari yang jauh dari kita (gambar 9).

Tahun demi tahun ilmu Astronomi maju dengan pesat sampai bercabang-cabang. Bintang-bintang yang ditemukan makin bertambah banyak, langit pun makin bertambah luas. Untuk memudahkan penyelidikan, meskipun sebenarnya apa yang disebut Kulit Langit dahulu itu tidak ada, maka manusia membuat batas khayal atau “Kulit Alam Semesta Khayal” sebagai sebuah Bola Besar dengan beratus juta Bintang yang bertaburan didalamnya. Dari banyaknya bintang yang ada maka sekalian bintang yang jauh-jauh itu tampaknya hanya sebagai “Asap atau Awan” saja. Dengan Teleskop-teleskop yang makin besar maka batas pencapaiannya diruang angkasa juga bertambah jauh. Bersamaan dengan itu bertambah luas pula Bola Alam Semesta yang besar itu. Pada suatu ketika pertambahan bintang-bintang itu berhenti. Meskipun bola alam itu diperbesar, tetapi tidak ada lagi bintang yang tampak. Bintang yang ada seakan-akan berkumpul semuanya didalam sebuah kelompok besar ditengah-tengah bola alam semesta, bagai sebuah kepulauan ditengah Samudera. Kelompok besar itu bentuknya “Pipih” seperti piring atau cakram dan dinamakan “GALAXY” (gambar 10).
Abad ke-19 (tahun ± 1930 M) ditaksir jumlah Bintang didalam Galaxy kita yang namanya “Galaxy Kabut Susu (Milky Way)” atau sering disebut juga “Galaxy BimaSakti” itu kira-kira 2 Milyar. Tetapi kemudian setelah orang membuat Teleskop Mount Palomar maka jumlah Bintang-bintang itu meningkat menjadi ± Dua ratus milyar (200.000.000.000,-). Kekayaan alam semesta dengan bintangnya yang luar biasa ini adalah bukti-bukti daripada Kebesaran Tuhan yang menciptakannya ( Allah SWT ).

    
(Gambar 10)
Dengan teleskop-teleskop yang besar itu sejak tujuh puluhan tahun yang lalu, manusia sebenarnya sudah dapat melihat bola alam semesta itu lebih besar daripada yang ada pada gambar 10 itu. Ternyata kemudian bahwa tidak jauh dari Galaxy itu terdapat dua buah kelompok bintang yang lebih kecil. Kedua kelompok itu dinamakan “Awan Magellan Besar” dan “Awan Magellan Kecil” (keduanya adalah Awan Bintang). Selain itu agak jauh sedikit terdapat pula 4 buah kelompok lain yang besarnya kira-kira sama dengan galaxy kita, oleh karena setiap kelompok itu masing-masing terdiri dari kira-kira 100 milyar bintang, maka galaxy itu kemudian diberi nama-nama. Galaxy  kita,  tempat Matahari dan bumi kita berada dinamakan “Galaxy Kabut Susu (Milky Way)” atau disebut juga “Galaxy BimaSakti” sedang yang lainnya antaranya diberi nama Galaxy Andromeda, Galaxy Ursa Mayor, Galaxy Magella, Galaxy Black Eye dan lain-lain msh banyak. Bentuk dan besarnya hampir sama dengan Galaxy kita.
Penyelidikan alam semesta berkembang terus, dengan Teleskop-teleskop yang besar, bola alam semesta ini tampak lebih besar. Bersamaan dengan itu ternyata di-sana sini berserakan lagi ribuan Galaxy meningkat lagi sampai ratusan ribu dan akhirnya jutaan galaxy. Padahal masing-masing memiliki 200 milyar bintang. Kemudian dengan teleskop Mount Palomar itu seakan-akan mencapai puncaknya. Tidak lagi seratus atau dua ratus juta, tetapi jumlahnya bermilyar-milyar. Selain itu ternyata pula galaxy-galaxy itu berkumpul didalam kelompok yang dinamakan Kelompok Galaxy (Super Galaxy), yang dimana setiap Super Galaxy itu kadang-kadang terdiri dari ribuan atau jutaan galaxy (gambar 11).
Apa yang dapat dicapai oleh teleskop Mount Palomar itu adalah batas akhir yang bisa diketahui manusia dewasa ini sebab sampai sekarang masih belum ada teleskop yang lebih besar daripada Mount Palomar itu. Tetapi para Sarjana dan para ahli yakin bahwa nanti telah bisa dibuat teleskop yang jauh lebih besar, jumlah Galaxy itu akan lebih meningkat lagi. Sampai dimanakah batasnya Alam Semesta (Universe) ini.
Demikianlah pandangan ilmu pengetahuan tentang Alam Semesta (Universe). Jadi alam semesta itu dianggap sebagai sebuah Bola Besar dengan bermilyar-milyar Galaxy yang terdapat didalamnya. Sedangkan ruangnya saja, tanpa isinya disebut Space atau Ruang Angkasa. Galaxy Kabut Susu (Milky Way) atau disebut Galaxy Bimasakti dimana Matahari dan Bumi kita termasuk didalamnya, dianggap sebagai Pusat Alam Semesta itu. Anggapan ini hanyalah dengan dasar bahwa dibumi itulah manusia hidup dan melakukan penyelidikan terhadap alam yang luas ini dimana hanya Allah yang Maha luas yang tahu.

(gambar 11)

Batas alam semesta ini yang sesungguhnya tidaklah diketahui, sampai saat ini dianggap batas itu adalah sejauh Galaxy  terjauh yang dapat dilihat oleh Teleskop Mount Palomar. Tentu saja batas-batas itu akan bertambah luas terus bila nanti ditemukan lagi galaxy-galaxy yang lebih jauh.
Demikianlah antara lain keterangan ilmu pengetahuan tentang Alam Semesta. Bila kita kembali kepada Al-Qur’an surat Al-Mulk ayat 5 yang sedang kita bicarakan ini, maka Alam Semesta itu yang tentunya diperintahkan Allah SWT kepada manusia untuk dilihat, diperhatikan, diselidiki dan dipelajari.
Namun meskipun yang lebih dapat menikmati makna ayat tersebut tentunya adalah Ahli Astronomi, tetapi dalam arti umum sampai batas-batas tertentu kita ingin juga mendapat sekedar gambaran, yang manakah dimaksudkan sebagai lapisan-lapisan atau tingkatan-tingkatan daripada langit yang maha luas itu. Tentunya kita ingin juga mengetahui yang manakah lapis-lapis langit yang berjumlah 7 buah itu.
Kini marilah kita kembali lagi kepada Al-Qur’an, marilah kita coba memahami segala keterangan Kitab Suci itu dengan keterangan ilmu pengetahuan seperti diatas tadi. Meskipun kita sekarang masih belum membicarakan masalah Sab’a samaawaat atau 7 lapis langit, tetapi biarlah kita coba juga untuk mencari-cari dimanakah kira-kira letaknya lapisan langit yang tujuh itu. Untuk itu yang menyebutkan tentang adanya tujuh lapis langit itu adalah Al-Qur’an, maka terlebih dahulu kita harus mencari keterangan-keterangan yang ada didalam Kitab Suci tersebut. Adapun yang dapat kita jadikan petunjuk untuk ini ialah ayat ke-5 surat Al-Mulk yang berbunyi:

وَلَقَدْزَيَّنَّاالثَمَاءَالدُّنْياَبِمَصَابِيْحَاملك
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami hiasi langit dunia (langit yang dekat) dengan pelita-pelita.

Perkataan masabih adalah bentuk jamak daripada perkataan misbaah yang artinya lampu atau pelita. Jadi masabih artinya pelita-pelita. Kalau kita perhatikan gambar 11 itu maka tidak lain yang dapat kita artikan perkataan pelita-pelita itu adalah Galaxy atau kelompok-kelompok bintang. Karena didalam alam semesta yang hitam gelap yang luas tak terhingga itu, tidak akan ada satupun yang tampak kecuali galaxy-galaxy yang bercahaya itu. Galaxy-galaxy itulah pelita bagi ruang yang gelap gulita itu. Sedangkan bintang-bintang tunggal yang lebih terang daripada matahari, tidaklah akan tampak didalam alam semesta ini karena amat sangat kecilnya. Bintang-bintang itu secara harfiah laksana kuman/bakteri saja kecilnya. Sedangkan galaxy-galaxy saja yang merupakan kumpulan cahaya dari 100 milyar bintang tampaknya hanya seperti sebutir pasir.
Ayat diatas menerangkan bahwa yang dihiasi dengan pelita/cahaya itu adalah samaa’ad dunia, artinya langit yang dekat (langit dunia). perkataaan samaa’ sendiri adalah bentuk tunggal (mufrod), hingga samaa ad-dunya dapat diartikan (satu) lapis langit yang dekat. Ayat itu tidak mengatakan “samaawat addunya” atau lapis-lapis langit yang dekat. Ini semua berarti bahwa lapis langit yang ada pelita-pelitanya itu dengan kata lain adalah Lapis Langit Pertama. Konsekuensinya ialah bahwa selama masih ditemukan galaxy (bintang-bintang), maka berarti itu masih Lapisan langit pertama. Oleh karena manusia sampai saat ini masih belum menemukan “Galaxy terakhir” atau “Bintang terakhir”yang tidak ada lagi bintang dibelakangnya maka berarti manusia masih belum menghabiskan batas akhir langit pertama itu, jadi andaikan saja manusia nanti menemukan galaxy terakhir, maka mungkin mulai disitulah berakhirnya lapis langit pertama atau mulailah lapisan langit kedua. Bagaimana keadaannya, yaitu bentuk, sifat-sifat dan isinya kita tidak mengatahuinya, Allahua’lam.
Demikianlah ilmu Astronomi kita dapat mempelajari dan memahami Al-Qur’an engan lebih seksama. Kesimpulan yang dapat kita tarik daripada semua pembicaraan diatas ialah, bahwa apa yang disebut Alam Semesta (Universe) dalam ilmu Astronomi pada hakekatnya adalah apa yang diterangkan oleh Al-Qur’an sebagai “as-samaa’ad-dunya” baik dalam arti ruangnya saja (space atau ruang angkasa) maupun dengan segala isinya.
Jadi      اَلسَّماَءَالدُّنْيَا (as-samaa’ad-dunya) itu sendiri luasnya sudah tak terkirakan. Belum lagi bahwa didalamnya terdapat isi yang tak terkirakan pula banyaknya dan macamnya, baik yang berupa materi (benda-benda kasar yang bisa dilihat) maupun yang berupa Energi (seperti cahaya, dsb). terdapat pula makhluk-makhluk hidup baik dalam arti berjasad kasar (dabbah) seperti Manusia dan Binatang dan maupun yang berjasad halus seperti Malaikat dan Jin.
Sampai disini marilah kita akhiri dahulu Tafsir dari Surat Al-Mulk ayat 5 ini. Dengan segala keterangan ilmu pengetahuan yang telah kita bicarakan diatas dapatlah kita memperoleh Gambaran tentang pengertian as-samaa’ atau langit dan pengertian lapis langit pertama.
Dengan segala uraian diatas tentunya kita dapat merasakan betapa Luas Alam Semesta ini dan agar Iman kita bertambah kuat dan mantap kepadaNya, betapa Maha Besarnya Allah yang telah menciptakan semuanya ini.

Marilah kita coba merasakan betapa sesungguhnya Dasyat dan Ajaibnya Alam Semesta ini, dengan segala isinya yang hanya lapis langit pertama ini kita belum bisa mengakhirinya. Marilah kita mendekatinya  dengan langsung terbang dan singgah ke Bintang-bintang itu. Kita coba menyelidiki berapa jarak bintang-bintang itu dari Bumi (planet yang kita diami) agar kita dapat mengetahui berapa kira-kira tebalnya lapis langit Pertama itu. 

Bersambung...... 
Artikel selanjutnya kita akan membahas Episode kedua yaitu : "SURAT ASY-SHAFAAT Tentang berapa tebalnya lapis Langit Pertama". yang Insha Allah dalam waktu saya akan tuliskan. Wassalam...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Asy-Syafaat bagian 1

As-samaa bagian kedua