Postingan

Tafsir Asy-Syafaat bagian 1

Gambar
1.  SURAT  A SY-SYAFFAAT   TENTANG BERAPA TEBAL LAPIS      LANGIT  PERTAMA. اِنَّازَيَّنَاالسَّمَاءَالدُّنْيَابِزِيْنَةِالْكَوَاكِبِ ◎ (الصفت اية   ) Artinya: Sesungguhnya telah Kami hiasi langit dunia dengan hiasan bintang-bintang. Memburu B intang-bintang Kecil  dengan Teleskop Pada waktu menikmati keindahan langit malam hari yang cerah tentunya sekaligus anda akan melihat bahwa Bintang-bintang yang gemerlapan itu tidak sama terangnya. Disamping yang besar terang benderang, ada pula yang kecil samar-samar antar ada dan tiada. Biasanya perbedaan ini bukanlah disebabkan karena bintang yang kelihatan besar dan terang itu lebih besar daripada yang samar-samar, melainkan dapat dikatakan bahwa perbedaan itu semata-mata disebabkan oleh jarak jauh dan dekatnya letak bintang itu dari kita (Bumi). makin jauh letaknya makin kecil dan samar-samar tampaknya. Cobalah anda pilih sebuah bintang yang paling kecil yang hampir tidak kelihatan lagi karena samarnya, dan anggaplah itu bin

As-samaa' bagian ketiga/terakhir dari Surat Al-Mulk

Gambar
Demikianlah sampai Zaman Ptolomeous, (1140-1101) sebelum Masehi, manusia memandang alam semesta ini sebagai sebuah bola yang  sangat sangat besar dengan bumi sebagai pusatnya. Menurut Ptolomeous seluruh alam semesta ini berputar mengelilingi bumi. Bintang-bintang terletak  dikulit bola langit sedangkan bulan, matahari dan kelima bintang sayarah itu bergerak didalam ruang alam semesta itu antara kulit bola langit dan bumi. Susunan alam semesta seperti disebut Geocentris (bumi sebagai pusat alam). Anggapan atau teori Geocentris ini berlaku sampai abad ke-16 sesudah Masehi (gambar 7). Pengetahuan manusia makin lama makin tinggi dan makin luas. Ilmu Falak atau Astronomi berkembang dengan bantuan Ilmu Pasti, terutama Ilmu Ukur dan Aljabar dengan segala cabang-cabangnya. Garis-garis peredaran Matahari dan Planet-planet serta bintang-bintang dapat diukur dan dipelajari dengan lebih teliti. Tetapi ternyata kemudian teori Geosentris dari Ptolomeous itu menjadi bertambah rumit. Garis-garis p

As-samaa bagian kedua

Gambar
Sebelum kita lanjutkan membaca artikel dibawah ini, pertama-tama marilah kita Baca Basmallah.    Kini marilah kita beralih dahulu dari Al-Qur’an kepada ilmu Astronomi. Untuk itu marilah kita ikuti bagaimana Evolusi atau perkembangan pengetahuan manusia tentang alam semesta itu sejak zaman purba hingga sekarang. Orang purba melihat langit yang melengkung diatasnya dan bumi yang datar tempat kita berpijak, menganggap bahwa alam semesta ini berbentuk seperti sebuah tudung saji yang diletakkan diatas papan tebal yang datar, dengan bulan, matahari dan bintang-bintang yang ada 1diantaranya kedua (Gambar 1). Meskipun mereka tidak tahu berapa tingginya langit yang melengkung itu tetapi mereka dapat melihat batasnya. Sedangkan berapa tebalnya tanah atau bumi kebawah, mereka tidak dapat menerkanya. Selain itu mereka lihat pula bahwa jauh di ufuk sana kaki langit itu bertemu dengan bumi yang datar (pertemuan itu kita namakan sekarang Cakrawala  atau Horizon ). Seiring dengan berjala